Musim Pengaruhi Produksi Garam di Surabaya

By Admin

nusakini.com--Pemerintah Kota Surabaya serius dalam menangani pengelolaan garam di kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya menggelar press conference untuk memaparkan pengelolaan garam di kota Surabaya. Bertempat di ruang press conference Bagian Humas kota Surabaya, Jumat (28/7), press conference mendatangkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Surabaya dan perwakilan petani garam. 

Joestamadji, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Surabaya menjelaskan, 2015 dan 2016 623 Ha dengan jumlah petani garam sebanyak 124 yang tersebar di tiga kecamatan. Kecamatan Benowo dengan luas 330.87 Ha dengan 79 petani, kecamatan Pakal dengan luas 267.28 Ha dengan 41 petani, dan kecamatan Asemrowo 25.5 Ha dengan 4 petani. 

Joestamadji mengatakan, kini harga garam 50ribu/sak menjadi 180ribu/sak. Hal ini di satu sisi ada yang menikmati, namun di sisi lain ada yang kesulitan. Pembuatan garam dipengaruhi kualitas air laut, panjang bulan kemarau dan intensitas matahari. Pada 2016 musim hujannya panjang sehingga mempengaruhi produksi garam. 

Masih menurut Joestamadji, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi. Untuk menangani kekosongan garam, Surabaya mendatangkan garam dari Madura. Pihaknya juga akan menggelar operasi pasar untuk menekan harga garam. 

Sementara itu M. Nuraini, penyuluh perikanan bantu bidang garam Surabaya sebagai perwakilan petani garam menjelaskan, garam Surabaya dulu masih menggunakan metode tradisional. Sedangkan pada 2012 menggunakan terpal, pada 2013 menggunakan geomembrane sehingga mengalami peningkatan kuantitas dan kualitas. 

Proses untuk membuat garam membutuhkan waktu yang lama. Jika dalam satu bulan tidak ada hujan, baru ada bahan bakunya. Lalu membutuhkan waktu tujuh hari berikutnya baru bisa dipanen.(p/ab)